2014-09-22 – HigashiMatsushima Menuju Kota Masa Depan

zul-00

Oleh drh. Zulfadhly, On Job Training oleh CoMU Project Program by Utilization of Local Resources in Banda Aceh City, Indonesia and Higashimatsushima City, Japan

Akhir Agustus 2014, penulis dan Saudara Muhammad Iqbal telah tiba di Jepang.  Penulis masih tidak bisa percaya bahwa saat ini kami sudah resmi tinggal di Jepang untuk tiga bulan ke depan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Banda Aceh, Pemerintah Jepang kususnya Pemerintah Kota Higashimatshushima, JICA, HOPE, dan CoMU Project yang telah mengirimkan kami sebagai peserta program On Job Training tahap II di Kota Higashimatshushima, Prefektur (provinsi) Miyagi, Jepang. Kota ini memiliki populasi 40.481 jiwa dan luas area total adalah 101,86 km2.

Pada saat sebelum terjadi musibah tsunami, Kota Higashimatsushima memiliki laut, sungai dan pegunungan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Industri utama dari kota ini adalah industri pertanian dan salah satu produk andalannya adalah beras. Produk pertanian unggulan lain dari Kota Higashimatsushima adalah Strawberry. Walaupun beras merupakan produk terpenting akan tetapi tanaman lainnya seperti hortikultura juga dibudidayakan secara serius di daerah ini seperti mentimun, melon, dan berbagai tanaman hias yang dihasilkan sepanjang tahun, dimana hasil produksinya dipasarkan ke seluruh Jepang.

zul-01   zul-02  zul-03  zul-04
Rumah di HigashiMatsushima, Japan

Selain industri pertanian karena Kota Higashimatsushima berbatas langsung dengan laut maka industri lain yang tidak kalah menarik adalah industri perikanan. Produk industri perikanan yang sangat terkenal di kota ini adalah kerang  besar dan rumput lautnya. Bahkan rumput laut yang dihasilkan kota ini sering terpilih sebagai rumput laut terbaik dalam berbagai ajang perlombaan dan kadang mendapat kesempatan untuk disajikan bagi keluarga kerajaan Jepang. Untuk tiram, di Kota Higashimatsushima mempunyai tiram dengan nama khusus dan sangat mahal yaitu “1 – year Oyster”, dimana tiram ini hanya dihasilkan setahun sekali. Karena rasa tiram ini sangat lezat, maka sangat diminati dan bernilai jual tinggi di pasaran. Kualitas tiram ini sudah sangat terkenal di seluruh Jepang, ini merupakan hasil kerja keras para pembudidaya serta didukung pula oleh kekayaan alam lautnya yang melimpah.

Tanggal 1 September 2014, kami mulai menetap di Kota Higashimatsushima, yang mana bertepatan dengan 3 tahun 5 bulan setelah bencana besar gempa dan tsunami melanda kota ini tepatnya pada tanggal 11 Maret 2011 jam 15.00 siang menjelang sore waktu Japan. Menurut informasi dari orang-orang di Higashimatsushima, photo dan video serta banyaknya infratruktur dan rumah yang rusak saat itu, dapat dipastikan keadaam di Jepang paska musibah gempa dan tsunami tidak jauh berbeda dengan kondisi Kota Banda Aceh saat terjadinya gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2014 pagi hari sekitar jam 08.00 WIB.

Namun saat ini bekas bencana gempa bumi dan tsunami hampir tak terlihat lagi di Kota Higashimatsushima. Seluruh infrastruktur, mulai dari jalan, aliran listrik, gas, air bersih, komunikasi sudah mulai normal kembali. Listrik tidak pernah mengalami gangguan, begitu juga dengan saluran gas dan air minum yang tidak pernah terputus. Infrastruktur komunikasi juga sudah sangat baik bahkan peringatan gempa dan tsunami langsung ditampilkan atau disiarkan melalu televisi atau diinformasikan melalui handphone ketika beberapa detik setelah adanya gempa bumi.
Kota Higashimatsushima dan kota-kota di Jepang adalah kota yang bersih dan higenis bahkan air bersih di semua tempat dapat langsung diminum dari keran tanpa takut akan sakit perut, begitu juga dengan sarana transportasi jalan dan jalur bus semua telah normal. Perkantoran juga sudah seperti sedia kala. Tak ada yang terlihat tak normal di kota ini. Secara umum, kehidupan warga memang telah kembali. Pusat perbelanjaan telah ramai kembali. Rumah-rumah penduduk berjajar rapi tepat di balik sederet tanaman bunga dan pepohonan yang menghiasi rumah warga.

zul-cityhall1
Higashi Matsushima City Hall

Satu pemandangan yang umum disini adalah kebersihan, ini merupakan bagian dari budaya orang Jepang. Secara umum kota-kota di jepang sangat bersih. Bukan hanya di sepanjang jalan utama, namun lebih jauh ke dalam, di gang gang kecil. Di dalam sungai dan sepanjang daerah aliran sungai, hampir tidak terlihat sampah plastik.
Untuk masalah sampah, ada dua aturan yang harus kita patuhi yaitu melakukan pemisahan menurut jenisnya (sampah rumah tangga, plastik, kertas, alumunuim, gelas dll), dan membuang sampah mengikuti jadwal pembuangan sampah yang telah ditentukan biasanya dua kali seminggu dimana sampah basah dan kering harinya berbeda.

Jaln bersih
Jalan yang Bersih                         Tempat Sampah dan Sampah Kertas

’Bagaimana dengan keamanan dan kenyamanan untuk tinggal’’… Kami merasa sangat nyaman untuk tinggal dan beraktivitas sehari hari, tanpa harus berpikir akan kehilangan sesuatu ataupun takut kepada orang lain, karena Jepang sangat damai, dan angka kejahatan maupun kecelakaan di Jepang tergolong sangat kecil. Bahkan kota-kota besar di Jepang sering digolongkan sebagai kota teraman di dunia.
Sejak tinggal disini banyak kebiasaan kebiasaan yang tanpa kami sadari itu terjadi, misalnya, tidak perlu membuka pintu masuk ke apartemen dan supermaket karena semuanya menggunakan sensor dan pintu otomatis terbuka. Hanya pintu kamar dan rumah sendiri saja yang perlu kita kunci, seandainya lupa mengunci pintupun ketika teringat tidak perlu cemas karena sangat aman disini.

erkait dengan budaya orang Jepang selalu membungkukan badan ke semua orang ketika bertegur sapa atau berkenalan walaupun orang asing, selalu ramah dan baik kepada orang asing bahkan ketika menanyakan jalan atau tempat dengan senang hati mereka akan menjelaskan, budaya antri hampir kita lihat di dalam semua hal, ketika naik bis, naik kereta api, di rumah sakit, ketika makan di restoran dan berbelanja.  Dalam berbicara mereka selalu mengutamakan bahasa Jepang, kalau ada orang asing yang tidak mengerti sama sekali bahasa Jepang baru mereke mencoba berbicara bahasa Inggris berlogat jepang atau “Japanglish“

Terkait dengan makanan walaupun banyak makanan yang menggunakan daging mereka lebih menyukai makan ikan dan sayuran sehingga kami juga menjadi pemakan sayur-sayuran selama berada di Jepang.

Jalanan yang bersih dan Traffic light

          Jalan dengan taman                             Traffic light untuk Pejalan Kaki

Pemerintah Kota Higashi-Matsushima mempunyai Visi “Bersama menuju Kota Masa Depan” dengan slogan “Higashimatsushima – Our Hearts are One” dengan tiga konsep rencana rekonstruksi perkotaan:
Kota yang dapat bertahan dan aman terhadap bencana
Kota dimana masyarakat dapat merasa aman dan hidup dengan senyuman
Kota yang ramah terhadap industri dan membuka lapangan kerja
Atau dengan bahasa yang lebih mudah yaitu bagaimana membangun satu kawasan yang dirasakan betul-betul aman dari ancaman bencana bagi masyarakatnya.
Ada dua periode yang sedang dan akan di laksanakan untuk mewujudkan visi “Kota Masa Depan” yaitu periode recovery dan rekontruksi (2011 – 2015) dan periode pembangunan (2015 – 2020) serta target jangka panjang pemerintah Kota Higashimatshushima akan terwujud pada tahun 2050, dimana warga kota ini bisa bangga dan hidup sehat, dengan harapan untuk masa depan, menarik wisatawan dari seluruh dunia sebagai kota simbolik yang pulih dari bencana alam dan generasi masa depan secara bersama sama melanjutkan pengembangan perkotaan ini.
Tentu saja banyak hal yang menarik bagi kami salah satunya yaitu pemanfaatan energi terbarukan dengan melaksanakan pembangunan industri listrik bertenaga matahari yang sangat ramah lingkungan dan dapat mensuplai listrik pada saat terjadi pemadaman listrik karena bencana atau sebab lainnya. Sehari-hari tempat ini dapat berfungsi sebagai tempat parkir, tempat berlindung dari hujan dan sinar matahari tanpa membebankan keuangan pemerintah setempat untuk membangun parkir, project terkemuka dari Future City Inititative ini bernama “HigashiMatsushima Kizuna Carport Solar” dan “Okumatsushima Kizuna Solar Park”

 

zul-Solar Park
Okumatsushima Kizuna Solar Park

Saat Mereka sudah membuat perencanaan untuk menuju kota masa depan, saya teringat dengan tanah air saya, yang masih terus berkembang dan belum dapat keluar dari masalah dasar seperti infrasruktur air dan listrik, pengangguran dan juga banyak persoalan lain yang memerlukan waktu panjang untuk mengatasinya.
“Anata no egao de sekai o kaeyō. Ayo ubah dunia dengan senyumanmu
Wassalam
Zulfadhly melaporkan dari Higashi Matsushima
[email penulis: zulsan@yahoo.com]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × 3 =

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>