Usaha Manik-manik Ibu Atik di Desa Alue Deah Teungoh

2015-04-13 Local Business Manik-manik

Previous Image
Next Image

Usaha Manik-manik Ibu Atik

Ibu Atik, begitu biasanya warga di sekitar Gampong Alue Deah Teungoh mengenal wanita paruh baya ini. Wanita yang bernama lengkap Supriati ini mengaku sudah menjalankan usaha manik-manik ini sejak tahun 2007.

 Dimulai dari hobby sejak kecil yang suka mengoleksi manik-manik, mulailah beliau belajar bagaimana membuat manik-manik. “Semula ya sebagai hobbi saja” namun saat banyaknya NGO-NGO membantu Aceh pasca Tsunami 2004, datanglah bantuan dari berbagai kalangan, baik NGO lokal maupun NGO Internasional untuk membantu Ibu Supriati belajar dan memperdalam ilmu di  dunia manik-manik dengan mengikuti kursus manik-manik di Jakarta.

 Tentunya kursus ini bukan hal yang sia-sia, dimana setelah Ibu Supriati kembali ke Banda Aceh, beliau mulai menciptakan beraneka ragam jenis dan variasi manik-manik, selain itu Ibu Supriati juga tergerak untuk membantu sesama. Dengan ilmu manik-manik yang dimilikinya, beliau ikut serta dalam beberapa kegiatan pemberdayaan perempuan di Aceh pada umumnya dan di Banda Aceh pada khusunya.

 Ibu Ati telah membuktikan bahwa  ibu rumah tangga juga bisa untuk sukses, saat ini beliau memiliki 4 orang tenaga kerja tetap, “kalau orderan banyak, baru saya minta bantuan kepada teman-teman yang pernah saya latih supaya cepat selesai”. Seperti itulah kira-kira ibu Supriati mengelola usaha manik-manik miliknya ini.

Dari rumah beliau yang berada di Jalan Pendidikan, dusun Banta No. 11, desa Alue Deah Teungoh, Kec. Meuraxa – Banda Aceh, berbagai varian produk yang dihasilkan oleh Ibu Supriati, seperti aksesoris wanita, penutup alat-alat rumah tangga, dan berbagai  varian manik-manik lainnya.  Ibu Supriati juga menjelaskan bahwa selama ini beliau menghasilkan produk sesuai dengan pesanan/orderan dari pelanggan. “kita terima orderan, ya langsung buat” begitu beliau menjelaskan, dimana setiap varian produk yang dihasilkan memakan waktu yang berbeda-beda pula, ada yang 1 jam, 1-2 hari, bahkan ada yang sampai membutuhkan waktu seminggu untuk proses pembuatannya.

 Untuk harga jual, Beliau mengatakan kisaran Rp. 2,500 sampai Rp. 1,500,000 per produk. “ya tergantung ukuran, kesulitan, dan nilai seninya” itu alasan Ibu Supriati yang merupakan alumni SMA Negeri  2 Banda Aceh ini. Sementara untuk bahan baku, beliau mengaku masih membeli dari Jakarta, karena harga bahan baku yang di jual oleh agen-agen di Banda Aceh masih cukup tinggi.

 Banyak kendala dan rintangan yang telah Ibu Supriati hadapi sejak tahun 2007 sampai saat ini. Namun itu tidak menyurutkan cita-cita beliau untuk dapat memilik toko manik-manik sendiri sekaligus memberikan pelatihan kepada siapa yang berniat mengeluti usaha manik-manik ini. “kita mencoba membantu warga sekaligus usaha sendiri”, kata-kata yang terucap dari Ibu Supriati ketika ia menyampaikan harapan dan rencananya.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Ibu Supriati seperti, permainan di beberapa toko tempat beliau menitipkan dagangan di pasar yang terlalu mematok harga tinggi sehingga masyarakat enggan  membeli , “kita kasih ke toko harganya 200 ribu, toko jualnya 450 ribu, jadi gimana mau laku” ucap beliau.

 Ke depan ibu Supriati sangat mengharapkan, pihak-pihak terkait seperti pemerintah, swasta mau terlibat untuk mengembangkan usaha manik-manik ini dan sekaligus tentunya akan mengurangi angka pengangguran di masyarakat. Dan bagi anda yang ingin memesan atau menghubungi beliau, dapat langsung menghubungi telepon selular beliau di 081269379090. (Reporter: Uun Fajaruna & Yuli Martunis)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × 3 =

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>